Berada enam bulan di ruang angkasa dengan jarak 370 kilometer dari permukaan Bumi bukan perkara mudah. Dan itu adalah tantangan terberat para astronot saat berada di Stasiun Ruang Angkasa Internasional (International Space Station/ISS).
Agar bisa menjadi astronot yang bekerja di ISS, diperlukan sejumlah pelatihan agar mampu bertahan hidup di ruang hampa udara.
Tim Peake, astronot pertama Inggris yang siap bertugas selama 20 tahun, berbagi kisah tentang bagaimana sulitnya pelatihan yang diberikan sebelum terbang ke ruang angkasa. Kisah Tim Peake ini dilansir Daily Mail, 22 Mei 2013.
"Banyak pelatihan aneh yang saya lakukan, mulai dari hidup seminggu di sebuah gua bawah tanah, dua minggu hidup di dasar laut, dan belajar bahasa Rusia untuk berkomunikasi di Stasiun Ruang Angkasa Internasional," kata Peake.
Dia menambahkan, pelatihan yang dilakukan selama 14 bulan itu bermacam-macam.
"Saya harus hidup dengan peralatan terbatas di gua-gua terpencil di Sardinia, kepulauan terbesar kedua di Laut Mediterania dan tinggal di laboratorium pada kedalaman 19 meter di Florida," ungkap Peake.
Itu saja tidak cukup. Ia juga mengatakan, kalau pelatihan paling aneh adalah belajar menggunakan alat musik didgeridoo -alat musik tiup dari kayu panjang yang dimainkan oleh Aborigin Australia-.
"Padahal, sebelumnya saya tidak terlalu khawatir dengan pelatihan yang akan dijalankan, mengingat dalam karir pilot, saya sudah pernah melakukan beberapa kali penerbangan berisiko tinggi," ujar Peake.
Tim Peake dipilih oleh Badan Antariksa Eropa (European Space Agency) untuk menjadi astronot asal Inggris pertama yang akan dikirim ke ISS pada tahun 2015.
"Saya berjanji akan melakukan misi dengan baik dan dapat menginspirasi banyak orang. Saya juga akan melakukan tradisi dari Komandan Hadfield yang sering memposting keadaan di ruang angkasa melalui akun Twitter-nya," tutur Peake.
sumber : VivaNews
No comments:
Write komentar