Pernyataan whistleblower dari lembaga keamanan nasional Amerika Serikat (National Security Agency/NSA) memunculkan sebuah teori konspirasi baru mengenai peristiwa runtuhnya menara kembar World Trade Center (WTC) pada 11 September 2001. Thomas Drake dan Kirk Wiebe, dua orang whistleblower NSA mengatakan bahwa Pemerintah AS seharusnya telah mengetahui bahwa pembajakan pesawat dan serangan yang terjadi di beberapa lokasi penting di AS akan terjadi pada hari itu, dan sengaja menutupinya.
Pada 2000, salah satu dari lima orang pelaku pembajakan Pesawat American Airlines 77 yang kemudian ditabrakkan ke markas Departemen Pertahanan AS, Pentagon, Khalid al Mihdhar, masih tinggal di San Diego, AS. Beberapa bulan sebelum melakukan aksinya, dia melakukan beberapa panggilan telefon menelefon ke Yaman dari apartemennya di California.
Gedung WTC (Reuters/Okezone) |
Khalid menghubungi salah satu pusat operasi Pemimpin Kelompok Al Qaeda, Osama bin Laden, di Sanaa, Yaman, yang telah menjadi target operasi intelijen AS pada saat itu. Fakta itu juga telah diakui oleh Presiden Barack Obama dalam pidatonya pada 2014, namun dia berkilah bahwa NSA tidak mengetahui telefon itu datang dari seseorang yang berada di AS.
“Salah satu pembajak 9/11, Khalid al Mihdhar menelepon dari San Diego ke salah satu safehouse Al Qaeda di Yaman. NSA mengetahui telefon itu, tapi tidak dapat mengetahui bahwa panggilan itu datang dari seseorang yang telah berada di AS,” kata Obama saat itu.
Direktur NSA saat itu, Michael Hayden menyalahkan kegagalan lembaganya untuk mencegah Tragedi 9/11 pada infrastruktur teknis yang lemah. Alasan ini kemudian mendorong ditandatanganinya Patriot Act pada 2001 yang mengizinkan pengintaian terhadap warga negara AS.
Namun, mantan anggota NSA, Thomas Drake, meragukan pernyataan sang presiden. Menurut mereka, mustahil NSA tidak mengetahui siapa dan dari mana panggilan itu berasal, karena sebuah sistem yang pengintaian terhadap target penting yang disebut dengan “cast iron”.
“Itu tidak benar. Kebohongan besar. Setiap nomor yang masuk ke switchboard (alat yang digunakan untuk menghubungkan sirkuit telefon untuk melakukan panggilan), jika Anda berada dalam jangkauan cast iron. Anda akan tahu nomor apa itu dan dari mana datangnya, jika tidak maka tidak akan tersambung,” kata mantan anggota Dinas Eksekutif Senior NSA, Thomas Drake, kepada Foreign Policy, sebagaimana dilansir Sputnik, Selasa (4/8/2015).
Jika Drake benar, maka Tragedi 9/11 adalah sebuah kegagalan intelijen terbesar di AS, bahkan bisa jadi merupakan sebuah konspirasi yang dirancang untuk menutup-nutupi pengintaian terhadap warga AS yang telah dilakukan selama bertahun-tahun.
No comments:
Write komentar