Fabian Januarius Kuwado |
Pasangan suami istri muda, Gonti Laurel Sihombing (34) dan Romauli Manurung (28) tampak gusar. Putra pertama mereka, Edwin Timothy Sihombing (2,5 bulan), terpaksa kehilangan separuh jari telunjuk kanannya setelah digunting oleh dokter rumah sakit, tempat bayi itu dirawat.
Gonti menuturkan, peristiwa itu berawal pada 20 Februari 2013. Saat itu, Edwin, yang baru berusia 28 hari, mengalami demam tinggi. Edwin pun dibawa oleh kedua orangtua ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Harapan Bunda, Jalan Raya Bogor, Ciracas, Jakarta Timur.
Di IGD, lanjut Gonti, sang anak ditangani dokter jaga IGD dengan memberikan sejumlah obat, mulai dari infus di punggung tangan kanan, obat antikejang yang dimasukkan melalui dubur, hingga peralatan bantu pernapasan. Edwin pun masuk ke ruangEmergency Room khusus bagi pasien anak-anak.
"Tanggal 22 Februari 2013, saya lihat jari telunjuk anak saya bengkak. Setelah saya buka perbannya, ternyata bengkaknya parah, bahkan sudah sampai keluar air," ujar Gonti saat ditemui wartawan di dekat RS, Selasa (9/4/2013). Dia melanjutkan, pada 23 Februari 2013, ia melakukan protes kepada dokter rumah sakit atas kondisi jari telunjuk putranya yang semakin lama tampak semakin membusuk.
Gonti dan sang istri pun meminta pertanggungjawaban rumah sakit atas hal itu. Namun, pihak rumah sakit malah menyuruh orangtua Edwin untuk memeriksa saraf anaknya di RSUD Pasar Rebo. Keesokan harinya, hasil pemeriksaan itu keluar. Tak ada penyakit membahayakan di tubuh Edwin meski jari telunjuknya bengkak serta membusuk.
Dari hari ke hari, kondisi jari telunjuk bocah itu kian memprihatinkan. Jari mungilnya mendadak menghitam seperti terkena luka bakar dan lama-kelamaan kulitnya mengelupas hingga mengeluarkan banyak nanah. "Tanggal 2 Maret 2013, saya balik lagi ke RS Harapan Bunda, saya minta rumah sakit merawat tangan Edwin sampai sembuh. Katanya, mereka bisa mengembalikan ke normal," lanjut Gonti.
Cacat anak saya
Tepat di hari kenaikan Isa Almasih, Minggu (31/3/2013) sekitar pukul 07.00 WIB, Romauli yang tengah mencuci wajahnya terkejut mendengar jeritan tak biasa dari putranya di kamar rawat. Usai ditengok, Romauli yang berjaga bersama adiknya terkejut melihat tetesan darah mengalir dari jari Edwin. Dokter bedah tulang rumah sakit tersebut diketahui menggunting dua ruas jari Edwin.
"Saya baru tahu jam 11.00 WIB saat istri saya telepon. Kenapa dipotong enggak bilang-bilang orangtua dulu? Cacat anak saya," sesal Gonti. Pada 2 April 2013, Gonti melayangkan surat somasi kepada manajemen rumah sakit atas dugaan salah penanganan pada putranya.
Rumah sakit pun mengakui melakukan kesalahan meski, kata Gonti, kepadanya, para petinggi rumah sakit menolak jika kasus itu dikatakan malapraktik. Edwin dirawat dan diobati lagi di RS Harapan Bunda bebas dari biaya dengan janji kesembuhan oleh para dokter.
Kini, putranya tak lagi mengalami demam, tetapi jari telunjuk kanannya hilang dua ruas berbalut perban. Pasangan suami istri tersebut pun hanya bisa pasrah atas insiden itu. Mereka berharap manajemen rumah sakit menepati janjinya untuk mengobati jari putranya hingga sembuh. Hingga berita ini diturunkan, belum ada pejabat RS Harapan Bunda yang dapat diminta konfirmasi terkait kasus ini.
sumber : Kompas
No comments:
Write komentar