29.1.15

Analisis SWOT LKP

Posted by   on

Materi Evaluasi Diri ini disusun sebagai bagian dari keseluruhan Materi pada Orientasi Teknis Penguatan Manajemen Lembaga Kursus dan Pelatihan bagi LKP berkinerja C dan D tahun 2014. Orientasi Teknis Penguatan Manajemen lembaga kursus dan pelatihan di laksanakan untuk memberikan gambaran pengelolaan LKP dari sudut pandang penilaian kinerja LKP yang telah dilaksanakan oleh verifikator serta dasar teory pengelolaan kinerja LKP dimana Penilaian kinerja LKP telah dilaksanakan sejak tahun 2009.

Penilaian kinerja LKP dilaksanakan berdasarkan 4 aspek penilaian, yaitu aspek pemasaran, aspek sdm, aspek kinerja operasional, dan aspek keuangan. Masing-masing aspek dinilai berdasarkan sejumlah indikator yang jumlah keseluruhannya adalah 20. Dan setiap indikator di tunjukkan dengan sejumlah deskriptor yang jumlah semuanya sebanyak 80/83 deskriptor.

Berdasarkan data isian online penilaian kinerja LKP 2013, dari 116 LKP se Sulawesi yang dinilai kinerjanya oleh verifikator diperoleh data adanya sejumlah deskriptor yang mayoritas LKP tidak memenuhinya sehingga menjadi prioritas materi ortek, dan beberapa yang lain bervariasi jumlah pemenuhannya.

Dari hasil analisis tersebut, 4 aspek penilaian kinerja perlu di tingkatkan pengelolaan nya dengan prioritas pertama pada pentingnya pengelolaan SDM. SDM yang memiliki kemampuan dan komitmen untuk memajukan LKP berdasarkan visi yang ingin dicapai, terurai dalam Misi, dan direncanakan dalam renstra LKP berikut rencana tahunan. SDM yang memiliki komitmen ditingkatkan kemampuanya melalui jalur formal atau nonformal agar dapat melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. 

analisis swot

Selanjutnya pada aspek kinerja operasional LKP dimana setiap bidang dan tugas organisasi dapat ditingkatkan efisiensi kerjanya didukung oleh SDM yang cakap sehingga memberikan pelayanan terbaik kepada peserta didik. Operasional LKP yang berjalan baik akan meningkatkan citra LKP sehingga berdampak pada aspek pemasaran, yaitu meningkatnya jumlah peserta didik yang didukung oleh statistik progresif peserta didik. Dengan jumlah peserta kursus yang meningkat akan menciptakan arus pemasukan yang lebih besar sehingga pada aspek keuangan LKP bisa menghasilkan keuntungan yang dapat digunakan untuk pengembangan sarana dan prasarana LKP.

Evaluasi diri LKP diperlukan untuk memotret kondisi LKP saat ini dan membuat analisis tentang hal-hal apa yang perlu di adakan, di perbaiki, atau di kuatkan terhadap ke empat aspek pengelolaan kinerja tersebut.

Evaluasi diri LKP pada akhirnya di tujukan untuk menjawab tantangan keberlangsungan LKP sendiri di era dimana persaingan LKP menjadi sangat kuat, dengan potensi masuknya LKP-LKP pusat atau internasional ke daerah. Tahun 2015 adalah tahun dicanangkan mulainya masyarakat ekonomi asean yaitu terbukanya setiap daerah terhadap pemain-pemain baru bukan hanya dari Jakarta tetapi juga dari negara tetangga (Asean). Hal ini membutuhkan kesiapan setiap LKP untuk memperbaiki diri dan meningkatkan manajemen LKP agar dapat terus bertahan menjadi rujukan kursus bagi masyarakat di daerahnya. LKP juga perlu menyusun dan menciptakan inovasi jenis kursus baru sesuai kebutuhan masyarakat.

Pada pembahasan ini, evaluasi diri LKP dilakukan melalui pengisian instrumen evaluasi diri dan assesment LKP. Dari sini peserta dapat memperoleh gambaran kondisi saat ini di LKP masing-masing dan membuat rencana tindakan perbaikan. Berdasarkan data tersebut peserta mendeskripsikan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dan membuat analisisnya. Langkah selanjutnya Peserta menuliskan Visi, Misi dan strategi yang digunakan LKP.

Makna Evaluasi

Pengertian Evaluasi (bahasa Inggris: Evaluation) dari Wikipedia adalah proses penilaian. Dalam perusahaan, evaluasi dapat diartikan sebagai proses pengukuran akan efektifitas strategi yang digunakan dalam upaya mencapai tujuan perusahaan. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut akan digunakan sebagai analisis situasi program berikutnya.

Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil implementasi dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Dari evaluasi kemudian akan tersedia informasi mengenai sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai sehingga bisa diketahui bila terdapat selisih antara standar yang telah ditetapkan dengan hasil yang bisa dicapai.

Selanjutynya beberapa pengertian evaluasi adalah WRIGHTSTONE dkk, 1956 menyatakan Evaluasi ialah penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan siswa ke arah tujuan - tujuan atau nilai yang telah ditetapkan. SUDIJONO, 1996 menyatakan Evaluasi pada dasarnya merupakan penafsiran atau interpretasi yang bersumber pada data kuantitatif, sedang data kuantitatif merupakan hasil dari pengukuran.

Dibandingkan pengertian antara Evaluasi dan evaluasi diri, maka evaluasi adalah upaya sistematik untuk menghimpun dan mengolah data (fakta dan informasi) yang handal dan syahih, darimana dapat disimpulkan kenyataan, yang dapat digunakan sebagai landasan tindakan manajemen untuk mengelola kelangsungan lembaga atau program. Sedangkan Evaluasi Diri adalah upaya (suatu lembaga: jurusan/program studi /fakultas/perguruan tinggi, dll) untuk mengetahui gambaran mengenai kinerja dan keadaan dirinya melalui pengkajian dan analisis yang dilakukan oleh lembaga itu sendiri berkenaan dengan SWOT/FA/RCA/BM

Ingat !!! : Instrumen Evaluasi Diri dan Self Assesment LKP merupakan alat yang bisa digunakan untuk melihat keadaan LKP anda saat ini , mengenai kekuatan dan kelemahan LKP serta peluang dan tantangan yang di hadapi LKP serta langkah atau tindakan apa yang akan diambil untuk mengatasi kekurangan atau menjawab permasalah LKP

Pengertian SWOT

SWOT adalah akronim untuk kekuatan (Strenghts), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunities), dan ancaman (Threats) dari lingkungan eksternal perusahaan. Menurut Jogiyanto (2005:46), SWOT digunakan untuk menilai kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan dari sumber-sumber daya yang dimiliki perusahaan dan kesempatan-kesempatan eksternal dan tantangan-tantangan yang dihadapi.


Menurut David (Fred R. David, 2008,8), Semua organisasi memiliki kekuatan dan kelemahan dalam area fungsional bisnis. Tidak ada perusahaan yang sama kuatnya atau lemahnya dalam semua area bisnis. 

Kekuatan/kelemahan internal, digabungkan dengan peluang/ancaman dari eksternal dan pernyataan misi yang jelas, menjadi dasar untuk penetapan tujuan dan strategi.Tujuan dan strategi ditetapkan dengan maksud memanfaatkan kekuatan internal dan mengatasi kelemahan. 

Berikut ini merupakan penjelasan dari SWOT (David,Fred R.,2005:47) yaitu :


1. Kekuatan (Strenghts)

Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan, atau keungulan-keungulan lain yang berhubungan dengan para pesaing perusahaan dan kebutuhan pasar yang dapat dilayani oleh perusahaan yang diharapkan dapat dilayani. Kekuatan adalah kompetisi khusus yang memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan di pasar 


2. Kelemahan (Weakness)


Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan, dan kapabilitas yang secara efektif menghambat kinerja perusahaan. Keterbatasan tersebut daoat berupa fasilitas, sumber daya keuangan,kemampuan manajemen dan keterampilan pemasaran dapat meruoakan sumber dari kelemahan perusahaan. 


3. Peluang (Opportunities)


Peluang adalah situasi penting yang mengguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Kecendrungan – kecendrungan penting merupakan salah satu sumber peluang, seperti perubahaan teknologi dan meningkatnya hubungan antara perusahaan dengan pembeli atau pemasokk merupakan gambaran peluang bagi perusahaan. 


4. Ancaman (Threats)


Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungan dalam lingkungan perusahaan. Ancaman merupakan pengganggu utama bagi posisi sekarang atau yang diinginkan perusahaan. Adanya peraturan-peraturan pemerintah yang baru atau yang direvisi dapat merupakan ancaman bagi kesuksesan perusahaan. 


Fungsi SWOT



Menurut Ferrel dan Harline (2005), fungsi dari Analisis SWOT adalah untuk mendapatkan informasi dari analisis situasi dan memisahkannya dalam pokok persoalan internal (kekuatan dan kelemahan) dan pokok persoalan eksternal (peluang dan ancaman). 

Analisis SWOT tersebut akan menjelaskan apakah informasi tersebut berindikasi sesuatu yang akan membantu perusahaan mencapai tujuannya atau memberikan indikasi bahwa terdapat rintangan yang harus dihadapi atau diminimalkan untuk memenuhi pemasukan yang diinginkan. 

Analisis SWOT dapat digunakan dengan berbagai cara untuk meningkatkan analisis dalam usaha penetapan strategi. Umumnya yang sering digunakan adalah sebagai kerangka / panduan sistematis dalam diskusi untuk membahas kondisi altenatif dasar yang mungkin menjadi pertimbangan perusahaan.



Ingat !!! : Dari 90 item pertanyaan pada instrumen evaluasi diri, tentukan mana yang merupakan kekuatan LKP, kelemahan LKP, peluang LKP dan Ancaman yang mungkin dihadapi LKP. Dan dari deskripsi tersebut silakan anda menganalisis untuk menentukan strategi apa yang anda akan pakai untuk melanjutkan LKP


Matriks SWOT


Menurut Rangkuti (2006), Matriks SWOT dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan altenatif strategis.


Berikut ini adalah keterangan dari matriks SWOT diatas : 
  1. Strategi SO (Strength and Oppurtunity) . Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar – besarnya.
  2. Strategi ST (Strength and Threats) . Strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.
  3. Strategi WO (Weakness and Oppurtunity) . Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
  4. Strategi WT (Weakness and Threats) . Strategi ini berdasarkan kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.


Berdasarkan hasil evaluasi diri yang telah dilakukan, maka akan tergambar kekuatan dan kelemahan pada LKP, serta juga terlihat adanya peluang dan ancaman bagi keberlangsungan LKP.

Praktek !!! : Berdasarkan data tersebut tentukanlah strategi apa yang akan anda terapkan untuk memajukan LKP di tahun mendatang .


MERANCANG VISI LKP

Ippho santoso dalam bukunya 13 wasiat terlarang halaman 52 menyebutkan bahwa visi merupakan kristalisasi dari imajinasi. Sebuah impian yang lebih konkrit jika disebut dengan visi. Terminologi lain dari visi adalah niat, seperti pernyataan ‘mulaiah dengan yang kanan’ sebenarnya berarti mulailah dengan otak kanan. Mulailah dengan visi dan misi (kanan) baru iringi dengan strategi dan taktik (kiri). Gambaran besar dulu (visi) baru detail (misi). Begin with the end in mind kata Steven R. Covey dalam seven habitnya, (pernyataan ini ternyata senada dengan pepatah bugis “lettumemeng no napa jokka”= tiba dahulu di tempat tujuan baru berangkat). Memiliki visi adalah salah satu wasiat Ippho dari 13 wasiatnya dalam buku tersebut.

Visi pada hakekatnya adalah model masa depan organisasi yang menjadi komitmen dan milik bersama seluruh anggota organisasi. Rumusan visi merupakan kristalisasi dari rumusan tugas satuan organisasi. Visi juga diartikan sebagai cara pandang jauh ke depan atau gambaran ( dream) yang menantang (ideal) tentang keadaan masa depan ke mana dan bagaimana organisasi diarahkan agar dapat secara konsisten dan tetap eksis, antisipatif, inovatif serta berisi cita-cita dan citra yang ingin diwujudkan.

Visi merupakan keinginan dan pernyataan moral yang menjadi dasar atau rujukan dalam menentukan arah dan kebijakan pimpinan dalam membawa gerak langkah organisasi menuju masa depan yang lebih baik, sehingga eksistensi/keberadaan organisasi dapat diakui oleh masyarakat. Dalam konteks organisasi (instansi) pemerintah visi memainkan peran yang menentukan dalam dinamika perubahan kepemerintahan, sehingga instansi pemerintah dapat bergerak menuju masa depan yang lebih baik.

Menurut Akdon Visi merupakan gambaran tentang masa depan (future) yang realistik dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu. Visi adalah pernyataan yang diucapkan atau ditulis hari ini, yang merupakan proses manajemen saat ini yang menjangkau masa yang akan datang. Lanjutnya Visi adalah pernyataan yang merupakan sarana untuk: Mengkomunikasikan alasan keberadaan organisasi dalam arti tujuan dan tugas pokok, Memperlihatkan frameworkhubungan antara organisasi dengan stakeholders (sumber daya manusia organisasi, konsumen/citizen, pihak lain yang terkait), Menyatakan sasaran utama kinerja organisasi dalam arti pertumbuhan dan perkembangan. Pernyataan visi, baik yang tertulis atau diucapkan perlu ditafsirkan dengan baik, tidak mengandung multi makna sehingga dapat menjadi acuan yang mempersatukan semua pihak dalam sebuah organisasi.

MENJABARKAN VISI PADA MISI

Berikutnya pembahasan kita lanjutkan pada mengertian misi, misi adalah aspirasi yang akan dijadikan elemen fundamental dalam pandangan organisasi dengan alasan yang jelas dan konsisten dengan nilai-nilai organisasi yang telah disepakati secara bersama. Misi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan tujuan atau alasan eksistensi lembaga pendidikan sebagai organisasi yang memuat apa yang disediakan oleh komponen lembaga pendidikan kepada stakeholder, baik berupa in-put ataupun out-put.

Pernyataan misi merupakan sebuah kompas yang membantu untuk menemukan arah dan menunjukkan jalan yang tepat dalam menghasilkan lulusan yang berkualitas. Tujuan dari pernyataan misi adalah mengkomunikasikan kepada stakeholder, di dalam maupun luar lembaga pendidikan sebagai organisasi, tentang alasan pendirian lembaga pendidikan dan ke arah mana lembaga pendidikan akan menuju. Oleh karena itu, rangkaian kalimat dalam misi sebaiknya dinyatakan dalam satu bahasa dan komitmen yang dapat dimengerti dan dirasakan relevansinya oleh semua pihak yang terkait.

Berdasarkan definisi yang telah dituangkan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan Visi. Misi lebih lanjut dapat dikatakan sebagai langkah-langkah atau kegiatan-kegiatan yang bersifat strategis dan efektif dalam rangka mencapai visi yang telah ditetapkan. Selanjutnya visi dan misi merupakan suatu proses yang menggambarkan serangkaian kegiatan perencanaan dan penetapan sasaran yang mengandung cita-cita, nilai, semangat dan inovasi dalam menyelenggarakan program pendidikan di daerah.

Setelah visi dan misi dalam sebuah organisasi dalam hal ini adalah lembaga pendidikan, maka lembaga tersebut perlu kembali merumuskan tujuan lembaga pendidikan secara terperinci dengan mengacu pada visi dan misi yang telah dirumuskan sebelumnya. Tujuan sebuah organisasi dalam pendidikan adalah target spesifik yang ingin dicapai dari suatu tindakan dengan mendorong partisipasi aktif setiap personel dalam menetapkan sasaran yang tinggi dan realistis.

Filosofi Perumusan Visi, Misi, Dan Tujuan Dalam Organisasi

Merumuskan visi dalam sebuah organisasi dibutuhkan inspirasi yang dapat memberikan pemikiran yang matang agar sebuah organisasi memiliki arah yang jelas dalam menjalankan segala kegiatan yang dilakukan. Perumusan visi dalam oraganisasi dalam hal ini lembaga pendidikan perlu merumuskannya dalam jangka waktu panjang. 

Perumusan visi harus mengisyaratkan tujuan puncak dari sebuah institusi, visi harus singkat, langsung dan menunjukkan tujuan puncak instutusi. Demikian halnya visi sebuah organisasi dalam hal ini lembaga pendidikan setidaknya merumuskannya dengan pernyataan pendek, singkat, dan mudah diingat kemudian mengembangkan visi tersebut dengan sekumpulan statemen yang menjadikan visi tersebut lebih sempurna.

Menurut Akdon pernyataan visi bertujuan untuk:
  1. Mengkomunikasikan alasan keberadaan organisasi dalam arti tujuan dan tugas pokok.Memperlihatkan framework hubungan antara organisasi dengan stakeholders (sumber daya manusia organisasi, konsumen/citizen, pihak lain yang terkait).
  2. Menyatakan sasaran utama kinerja organisasi dalam arti pertumbuhan dan perkembangan. 

Pada hakekatnya merumuskan dan menetapkan visi organisasi adalah menggali gambaran, keinginan dan cita-cita bersama mengenai masa depan organisasi berupa kondisi, peranan dan cita-cita yang ingin diwujudkan atau peranan yang ingin dilaksanakan yang merupakan komitmen seluruh anggota organisasi tanpa adanya rasa terpaksa atau karena ditekan oleh pimpinan. Visi adalah model masa depan organisasi, dengan demikian visi harus menjadi milik bersama, diyakini dan didukung oleh seluruh anggota organisasi.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan sebuah visi menurut Bryson antara lain:
  1. Visi harus dapat memberikan panduan/arahan dan motivasi.
  2. Visi harus desebarkan di kalangan anggota organisasi (stakeholder)
  3. Visi harus digunakan untuk menyebarluaskan keputusan dan tindakan organisasi yang penting.

Sedangkan menurut Menurut Akdon terdapat beberapa kriteria dalam merumuskan visi, antara lain:
  1. Visi bukanlah fakta, tetapi gambaran pandangan ideal masa depan yang ingin diwujudkan.
  2. Visi dapat memberikan arahan, mendorong anggota organisasi untuk menunjukkan kinerja yang baik.
  3. Dapat menimbulkan inspirasi dan siap menghadapi tantangan.
  4. Menjembatani masa kini dan masa yang akan datang.
  5. Gambaran yang realistik dan kredibel dengan masa depan yang menarik.
  6. Sifatnya tidak statis dan tidak untuk selamanya.

Berdasarkan ketentuan di atas sebuah organisasi dalam hal ini lembaga pendidikan dalam merumuskan visinya berorientasi ke masa depan, untuk jangka waktu yang lama, menunjukkan keyakinan masa depan yang jauh lebih baik, sesuai dengan norma dan harapan masyarakat, mencerminkan standar keunggulan dan cita-cita yang ingin dicapai, mencerminkan dorongan yang kuat akan tumbuhnya inspirasi, semangat dan komitmen bagi stakeholder, mampu menjadi dasar dan mendorong terjadinya perubahan dan pengembangan sekolah ke arah yang lebih baik, menjadi dasar perumusan misi dan tujuan lembaga pendidikan, dan mentertai indikator pencapaian visi.

Berikut beberapa contoh Rumusn Visi di beberapa lembaga pendidikan Islam di antaranya:
Visi Universitas Islam Negeri Malang adalah menjadi universitas Islam terkemuka dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kedalaman spiritual, keluhuran akhlak, keluasan ilmu, dan kematangan profesional, dan menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang bernafaskan Islam serta menjadi penggerak kemajuan masyarakat.

Pendidikan Nasional Dalam Sisdiknas Tahun 2003 mempunyai visi yaitu terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga Negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.

Visi BPPAUDNI Regional III adalah Balai yang unggul dalam pengkajian dan pengembangan program serta fasilitasi sumberdaya pendidikan nonformal dan informal tahun 2014.

Setelah perumusan visi dalam sebuh organisasi hal berikutnya yang dilakukan adalah perumusan kembali misi organisasi tersebut. Statemen misi harus singkat serta berkaiatan langsung dengan visi dan memberikan arahan yang jelas baik untuk masa sekarang maupun untuk masa yang akan datang. Statemen misi memperjelas alasan kenapa sebuah lembaga berbeda dari lembaga-lembaga yang lain.

Menurut Akdon Pernyataan misi mencerminkan tentang penjelasan produk atau pelayanan yang ditawarkan. Pernyataan misi harus:
  1. Menunjukkan secara jelas mengenai apa yang hendak dicapai oleh organisasi dan bidang kegiatan utama dari organisasi yang bersangkutan.
  2. Secara eksplisit mengandung apa yang harus dilakukan untuk mencapainya.
  3. Mengundang partisipasi masyarakat luas terhadap perkembangan bidang utama yang digeluti organisasi.

Sedangkan menurut Edward Sallis dalam bukunya Total Quality Manajement in Education,meneyebutkan ada beberapa poin yang harus diingat dalam penyusunan statemen misi sebuah oragnisasi yang dalam hal ini lembaga pendidikan sebagai berikut:
  1. Misi harus mudah diingat
  2. Misi harus mudah dikomunikasikan
  3. Sifat dasar bisnis harus jelas
  4. Harus ada komitmen terhadap peningkatan mutu
  5. Harus berupa statemen tujuan jangka panjang dari sebuah lembaga pendidikan
  6. Misi harus difokuskan pada pelanggan
  7.  Misi harus fleksiber dan operasional.

Ada Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan misi lembaga pendidikan antara lain:
  1. Pernyataan misi sekolah harus menunjukkan secara jelas mengenai apa yang hendak dicapai oleh sekolah.
  2. Rumusan misi sekolah selalu dalam bentuk kalimat yang menunjukkan “tindakan” dan bukan kalimat yang menunjukkan “keadaan” sebagaimana pada rumusan visi.
  3. Satu indikator visi dapat dirumuskan lebih dari satu rumusan misi. Antara indikator visi dengan rumusan misi harus ada keterkaitan atau terdapat benang merahnya secara jelas.
  4. Misi sekolah menggambarkan tentang produk atau pelayanan yang akan diberikan pada masyarakat (siswa)
  5. Kualitas produk atau layanan yang ditawarkan harus memiliki daya saing yang tinggi, namun disesuaikan dengan kondisi sekolah.

Tahap-tahap yang harus dilakukan untuk merumuskan misi adalah di antaranya gambarkan tugas dan fungsi organisasi, gambarkan organisasi melakukannya, Melibatkan seluruh anggota organisasi untuk memberikan partisipasi (sharing) secara maksimal sesuai dengan kemampuannya dan berikan alasannya mengapa organisasi melakukan kegiantan tersebut. Lebih jelasnya cara merumuskan misi adalah sebagai berikut:
  1. Mereview (meninjau kembali) masalah yang dihadapi, baik internal maupun eksternal dengan pendekatan analisis SWOT ( strengths, weaknesses, opportunities dan threats).
  2. Melibatkan seluruh anggota organisasi untuk memberikan partisipasi (sharing) secara maksimal sesuai dengan kemampuannya.
  3. Menumbuhkan sikap rasa memiliki (sense of belongingness) mengenai misi yang akan dirumuskan bersama.
  4. Mengakomodasi cita-cita dan keinginan seluruh anggota. Dengan pendekatan seperti ini (bottom up) akan menstimulasi segenap komponen untuk memberikan kontribusinya bagi pencapaian misi.
  5. Rumusan misi yang berasal dari pimpinan (top down) perlu disosialisasikan kepada seluruh anggota organisasi dengan pendekatan yang demokratis dan terbuka untuk penyempurnaan dan memperoleh masukan atau partisipasi dari bawah.

Berikut beberapa contoh rumusan misi dalam lembaga pendidikan. dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
Misi Pendidikan Nasional dalam Sisdiknas Tahun 2003 sebagai berikut:
  1. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia;
  2. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar;
  3. Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral;
  4. Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar nasional dan global;
  5. Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan RI.

Misi BPPAUDNI Regional III : 
  • Mewujudkan pengkajian dan pengembangan program pendidikan nonformal dan informal;
  • Mewujudkan sumberdaya pendidikan nonformal dan informal yang bermutu guna mendukung pemerataan dan perluasan akses, peningkatan mutu dan relevansi, serta akuntabilitas dan pencitraan publik pendidikan;
  • Menyediakan layanan informasi pendidikan nonformal dan informal yang cepat, tepat dan akurat;
  • Menyiapkan pendidik dan tenaga kependidikan nonformal yang bermutu melalui berbagai akses pendidikan dan pelatihan, pengembangan serta pemberdayaan;
  • Menyediakan layanan bimbingan, monitoring, evaluasi serta standarisasi pendidikan nonformal;
  • Membangun hubungan kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan guna meningkatkan kualitas layanan pendidikan nonformal dan informal.

No comments:
Write komentar

Hey, we've just launched a new custom color Blogger template. You'll like it - https://t.co/quGl87I2PZ
Join Our Newsletter